Tips Pangan

Monday, April 20, 2009

Snack atau makanan ringan sangat akrab dengan kehidupan remaja. Berbagai jenis keripik, kacang asin , biscuit (crackers) dan berondong jagung (pop corn) adalah beberapa contoh makanan ringan yang kerap dikonsumsi anak muda saat nongkrong, menonton bioskop, piknik atau jalan-jalan. Berbagai jenis snack tersebut memang memiliki cita rasa gurih dan tekstur renyah yang sesuai dengan selera anak muda. Namun sehatkah camilan tersebut? Apa yang perlu diwaspadai dari produk-produk snack yang banyak beredar di pasaran?


Kandungan lemak dan gula dalam bahan pangan sering kali menjadi perhatian utama bagi banyak orang termasuk remaja dalam memilih jenis makanan. Kedua komponen ini banyak dikaitkan dengan kelangsingan tubuh. Namun kriteria pemilihan bahan pangan hendaknya tidak hanya terpaku pada dua jenis senyawa nutrisi tersebut. Kandungan garam dalam produk pangan juga perlu mendapatkan perhatian yang serius. Banyak makanan ringan yang beredar di pasaran mengandung kadar garam yang tinggi. Di sisi lain, industri pangan telah menjadikan anak muda sebagai target utama konsumen makanan ringan. Oleh karena itu banyak produk makanan ringan yang diberi cita rasa sesuai dengan selera anak muda. Kekhawatiran yang muncul terlalu banyak mengkonsumsi makanan ringan adalah asupan garam berlebih. Padahal asupan garam sendiri setiap harinya dapat berasal dari hampir semua makanan yang masuk ke dalam tubuh.

Fungsi garam dalam pengolahan produk pangan adalah untuk memberikan cita rasa (flavor enhancer), sebagai bahan pengawet (misal pada acar dan asinan), menghambat pertumbuhan mikroorganisme (contoh pada makanan siap saji), mempertahankan warna, meningkatkan tekstur, tenderness dan stabilitas bahan pangan [1]. Garam dalam bahan pangan pada umunya terdapat dalam bentuk garam sodium (NaCl). Sodium merupakan mineral yang memiliki fungsi penting di dalam tubuh. Tubuh membutuhkan sodium dalam jumlah yang cukup untuk menjaga keseimbangan cairan dan keseimbangan asam basa di dalam tubuh, menjaga volume dan tekanan darah dan berperan dalam kontraksi otot.

Jumlah sodium yang berlebih akan membawa risiko bagi kesehatan. Di dalam tubuh, bersama dengan potasium dan klorida, sodium berperan sebagai elektrolit yang membantu transmisi saraf ke seluruh tubuh. Ketiga elektrolit di dalam tubuh ini harus terdapat dalam rasio yang seimbang. Rasio potasium dan sodium yang optimal adalah 6 : 1. Kelebihan sodium di dalam tubuh akan menganggu keseimbangan rasio sodium dan potasium. Sodium yang berlebih akan menyebabkan penurunan jumlah potasium di dalam tubuh. Ketidakseimbangan kedua elektrolit tersebut akan mempengaruhi cairan pada plasma sel, sendi dan tulang punggung. Asupan sodium berlebih juga dapat meningkatkan tekanan darah (hipertensi), yang merupakan faktor utama penyebab penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal. Selain itu konsumsi sodium yang tinggi dapat menyebabkan edema, dan meningkatnya volume air di dalam tubuh karena garam yang berlebih dapat menahan air di dalan tubuh, gangguan pencernaan dan ada pula yang menghubungkannya dengan kanker perut. Ada pula yang menyebutkan bahwa sodium yang tinggi akan mengakibatkan meningkatnya jumlah kalsium yang hilang melalui urine. Namun akibat yang terakhir ini masih menjadi perdebatan karena kurangnya bukti-bukti ilmiah yang ada.


Asupan sodium yang dianjurkan untuk remaja adalah 1.500 mg/hari (setara dengan garam sebanyak 3.800 mg/hari). Sedangkan jumlah Tolerable Upper Intake Level (UL) sodium adalah 2.300 mg/hari [1]. Konsumsi sodium tentu saja harus diusahakan tidak melebihi UL. Jumlah asupan sodium yang dianjurkan dapat dipenuhi dengan mudah dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Hanya saja jika kebiasaan ’ngemil’ makanan ringan dengan kadar sodium tinggi telah menjadi pola, ada kecenderungan asupan sodium berlebih di dalam tubuh. Oleh karena itu remaja harus lebih cerdas dan cermat dalam memilih camilan. Membaca dan mencermati keterangan di label kemasan adalah penting. Olah raga yang cukup juga merupakan salah satu kunci utama dalam menjaga kesehatan di tubuh. Perlu diketahui bahwa sodium dapat dieksresikan melalui keringat. Maka aktivitas fisik yang cukup dapat menjadi pengimbang untuk asupan sodium yang tinggi.

Kembali posting...

Setelah 2 tahun tidak posting dan blog ini macet karena lupa ID dan password (hehe...), kini Tips Pangan kembali lagi mengirimkan informasi seputar Pangan. Yang jelas kerinduan untuk membagikan ilmu dan pengetahuan seputar Pangan tetap ada. Ingat pada orang yang pernah mengatakan hal ini pada saya (dia juga mengutip dari orang lain), "Bila kita tidak punya harta untuk dibagikan, bagikanlah pengetahuan yang kita miliki". Jadi seberapa pun ilmu dan pengetahuan yang kita miliki, sedikit atau banyak alangkah baiknya bila orang lain juga dapat mengetahuinya. Apa yang kita pandang kecil dan tidak penting, mungkin tidak demikian bagi orang lain.